Minggu, 07 Agustus 2011

Membangun Komitmen Berislam


Kaum muslimin saat ini sedang mengalami cobaan berat. Kebatilan yang sedang berkuasa terus berusha mendesak kebenaran. Tokoh-tokoh penguasa di sebagian besar dunia Islam saat ini adalah orang-orang yang terkenal memusuhi Islam. Di beberapa tempat, baik di dalam dan luar negeri, kaum muslimin dibantai secara keji.
Sementara itu beberapa ulama besar dipanggil Allah Ta’ala. Tidak salah rasanya bila sebagian orang mengetakannya sebagai ‘aamul huzni (tahun kesedihan).
Musuh-musuh Islam terus menerus membuat konspirasi untuk mengalahkan Islam. Kita lihat kristenisasi begitu gencarnya merambah desa dan kota. Sayangnya, kaum muslimin sendiri belum Nampak adanya kesatuan persepsi dan langkah dalam rangka menanggulangi berbagai permasalahan yang mendera umat.
Sebagian besar masih terbuai dengan isu penegakkan demokrasi dan HAM yang disponsori oleh musuh-musuh Islam, sehingga melupakan mereka pada inti permasalahan yaitu penyelesaian problem yang dihadapi ummat.
Sekali lagi harus disadari bahwa musuh Islam selalu menaburkan benih-benih perpecahan dan meniupkan angin perselisihan. Karenanya kaum muslimin harus selalu mewaspadai segala langkah mereka. Dibalik kebaikan dan kebijaksanaan mereka, menyembul niat jahat membinasakan Islam.
Kaum muslimin seharusnya merapatkan barisan dan menggalang kekuatan demi membentengi aqidah mereka. Pembinaan dien harus selalu ditingkatkan agar mereka mampu berpegang teguh dengan dien mereka dan menjadikan dien Islam sebagai jalan menuju keselamatan dunia dan akhirat.

Kenapa harus berpegang teguh dengan dien?
Ketika seorang muslim mulai berpegang teguh dengan ajaran Islam dan berusaha untuk mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari, maka ia akan merasakan betapa jauhnya masyarakat dan Ummat Islam dari ajaran Islam yang benar.
Betapa musuh-musuh Islam telah melangkah jauh selama ratusan tahun untuk mencegah munculnya Islam ke permukaan sebagai ideology, UUD, tuntunan dan pedoman hidup menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Musuh-musuh Islam sangat tidak senang dan takut dengan seorang muslim yang komit dengan ajaran diennya.
Mereka melontarkan berbagai macamm tuduhan, kecaman dan berbagai usaha lain, terutama melalui media masa dan elektronik, untuk menjauhkan ummat Islam dari berpegang teguh dengan ajaran Islam.
Maka kita dengar tuduhan fundamentalis, teroris, ekstrim, atau tuduhan lain. Sayangnya kaum muslimin phobi dengan tuduhan-tuduhan tersebut. Mereka ketakutan bila disebut sebagai muslim fundamentalis. Bahkan karena kephobiannya sudah mencapai tingkat tinggi, bila ada muslim lain yang berpegang teguh dengan ajaran Islam maka yang menuduhnya pertama kali adalah sesama muslim itu sendiri.
Sebenarnya kalau kita mau bersikap jujur, maka pasti bisa memahami dengan baik bahwa  non muslim yang selalu berteriak lantang kepada kaum muslimin yang berpegang teguh dengan diennya tadi, sebenarnya mereka adalah maling teriak maling. Teroris, separatis, dan sebagainya itu sebenarnya pekerjaan orang-orang non muslim. Inilah fakta sebenarnya.
Sebenarnya kaum muslimin tidak perlu takut dengan tuduhan tadi karena berpegang teguh dengan ajaran Islam secara konsekuen dan totalitas itu adalah perintah Allah dan Rasulullah. Allah berfirman  (yang artinya) : “Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara kaffah (totalitas). (Qs. 2 : 208). Dalam ayat yang lain (yang artinya) : “Dan berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan janganlah berpecah belah” (Qs. 3 : 102). Maksudnya adalah kita diperintahkan untuk berpegang teguh dengan Al-qur’an, ajaran Islam yang benar yang diajarkan Rosulullah dan ikhlas kepada Allah (Tauhid). (Jami’ul bayan 4/30, Ibnu Katsir 1/389, Fathul Qadir 1/367, Qurtuby 4/159).
Dalam khutbah wada’ Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, telah aku kutinggalkan atas kalian suatu hal yang bila kalian berpegang teguh dengannya niscaya tidak akan sesat selamanya, yaitu kitabullah dan sunnahku”. (Muwatho’ no. 1619 Al Hakim 1/93, Baihaqi 10/114, Al Ahkam Liibnu Hazm 6/809, At Tadwin Lir Rafi’I 4/179).
Rasulullah biasa membuka khutbah beliau dengan bersabda “Sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk Muhammad” (Muslim no. 867, Nasai 1/234, Ahmad 3/319, Baihaqi 3/214, Ibnu Majah no. 45)
Inilah perintah sekaligus rekomendasi supaya kaum muslimin selalu berpegang teguh dengan Islam dan menjadikannya sebagai pedoman hidup, Undang undang dasar dan Aqidahnya. Tegasnya, hidup mati bersama dan demi Islam. Ini adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.
Dengan demikian tidak ada alas an untuk takut berpegang teguh dengan ajaran Islam. Seorang muslim tidak perlu takut dengan tuduhan-tuduhan negative. Seorang muslim dituntut untuk tidak takut kepada celaan orang-orang yang mencela (Qs. 5 : 54).  Sebagai suatu syari’at yang sempurna, Islam mampu menjawab seluruh persoalan hidup manusia. Karenanya kaum muslimin tidak memerlukan system atheism, liberalism, materialism, nasionalisme, demokrasi, dan isme-isme buatan manusia lainnya. Cukuplah bagi mereka Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai panduan dan itulah yang akan membawa merka menuju keselamatan, keadilan, ketentraman dan kebahagian, sebagaimana ditegaskan dalam haits tadi.
Tidak ada keselamatan dan kebahagian selama Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak dijadikan pedoman hidup, karena kebenaran keduanya mutlak. Adapun berbicara tentang keadilan, kebenaran dan kebahagiaan tanpa mendasarkan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shaleh adalah bualan dan dusta belaka. Hawa nafsu akan menempati porsi terbesar atau bahkan seluruhnya dikuasai oleh hawa nafsu.
Dari sinilah perlu kiranya kaum muslimin untuk segera menyadari dan berbenah diri untuk selalu berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, kemana keduanya bergerak kesitulah kaum muslimin harus bergerak.
Urgensi dari berpegang teguh dengan Islam yang shohih ini semakin terasa pada zaman ini, ketika orang-orang kafir menguasai, mengatur dan mengontrol dunia dengan hawa nafsu dan agama mereka yang batil. Semua pintu kemaksiatan terbuka dengan lebar dan keruskan akhak terjadi di mana-mana. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya iman itu bisa using sebagaimana usangnya pakaian. Karena itu mohonlah kepada Allah supaya memperbaiki iman kalian” (HR. Ahmad 2/359, Al-Hakim, Hasan).

Sarana untuk tetap berpegang teguh dengan Islam !
Agar bisa berpegang teguh dengan ajaran Islam diperlukan usaha-usaha keras dengan niat yang ikhlas untuk mengikuti sunnah Rasulullah dan salafush sholeh. Di antara sarana yang dperintahkan adalah sebagai berikut :
1.       Menerima, mengikuti dan mentadaburi Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah tali Allah yang kokoh dan cahaya yang terang. Siapa berpegang teguh dengannya, Allah akan menjaganya dari kesesatan. Siapa yang mengikutinya, Allah akan menyelamatkannya dan siapa yang mengajak untuk mengikuti Al-Qur’an, Allah akan menunjukkannya ke jalan yang lurus. Al-Qur’an memang mukjizat terbesar Rasulullah yang abadi. Sehingga musuh-musuh Islam takut bila kaum muslimin berpegang teguh dengannya. Gladton, salah satu tokoh mereka mengatakan : “Kepentingan Eropa di Asia jauh dan tengah tetap terancam selama di sana masih ada Al-Qur’an yang dibaca dan Ka’bah yang dikunjungi (Asbabu Dhu’fi fil Ummah Islamiyah : 261).
2.       Komitmen dengan syari’at Allah, menjalankan perintah Allah, menjauhi larangannya dan senantiasa beramal sholih. Firman Allah (artinya) : Allah akan meneguhkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang teguh di dunia dan di akhirat”. (Qs. 14:27). Perkataan yang teguh di dunia artinya kebajikan dan amal sholih, sedang di akhirat artinya mampu menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur.
Keteguhan berislam tidak akan diperoleh oleh orang yang hanya berpangku tangan dan malas beramal sholih. Rasulullah selalu menganjurkan para sahabat untuk bersegera dan berlomba-lomba dalam beramal sholih. Amalan yang beliau sukai adalah dikerjakan secara rutin sekalipun sekalipun sedikit. Dalam hadits (artinya) : “Hamba-Ku akan selalu mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah sampai Aku mencintainya.” (Fathul bari 11/340, Ahmad 6/256).
3.       Mempelajari dan mentadaburi kisah-kisah para Nabi dan sholihin dan mengambil suri tauladan dari mereka. Allah berfirman (artinya) : “Dan semua kisah para Rasul Kami ceritakan kepadamu, dengannya Kami teguhkan hatimu. Dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran, pelajaran dan peringatan orang-orang yang beriman” (Qs. 11:120)
4.       Do’a.
 Hati selalu bergejolak bahkan gejolaknya lebih keras dari gejolak air yang mendidih. Permisalannya bagai sehelai bulu ayam yang diterbangkan oleh angin, kadang beriman di pagi hari namun kafir di sore harinya atau sebaliknya.
Berdo’a semoga hati diteguhkan dalam iman dan Islam adalah mutlak, tidak boleh tidak. “Wahai Rabb kami, janganlah Engkau sesatkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk”. Umm Salamah menyatakan bahwa Rasulullah banyak berdo’a : “Wahai yang membolak balikan hati, teguhkanlah hati kami di atas dien-Mu (Tirmidzi 3517, Shahih Jami’ Shaghir 7864).
5.       Dzikir
Ketika pasukan Islam berhadapan dengan musuh di medan perang, yang Allah perintahkan adalah “Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertemu dengan sekelompok musuh maka teguhkanlah kalian di tempat dan berdzikirlah yang banyak agar kalian menang.” (Qs. 8:45)
Dzikir menjadi senjata handal untuk meneguhkan iman, ketika seseorang berdzikir, syaithan akan menjauh darinya. Tetapi bila ia lalai, syaithan akan menggodanya. Ketika ia berdzikir, imannya bertambah.
6.       Tarbiyah
Pembinaan intensif sangat berperan dalam meneguhkan iman. Rasulullah tidak pernah jemu membina para sahabat di Mekkah. Hasilnya, kita melihat keteguhan khabab bin Arts, Mus’ab bin Umair, Bilal bin Rabbah dan sederet sahabat lainnya yang merasakan ujian dari kaum kuffar.
Tanpa adanya tarbiyah nabawiyah mungkinkah mereka mampu tegar bak batu karang dalam masa dakwah yang berat tersebut?, tentu saja tidak. Kaum muslimin saat ini sangat membutuhkan pembinaan dalam semua aspek kehidupan. Sejak dari yang pokok, yaitu : Aqidah Shahihah sampai dengan ekonomi, social, pendidikan, militer, iptek dan bidang-bidang lainnya.
Islam membina dan menyeimbangkan kepentingan jasad dan ruh. Untuk itu, seluruh umat Islam harus mengambil bagian.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar